Lebih Dekat, Usai Mabit Jemaah Pilih Balik ke Pemondokan

By Admin

nusakini.com--Sebagian jemaah haji Indonesia memilih untuk kembali ke hotel mereka di makkah usai melakukan mabit (menginap) di sekitar areal Jamarat, utamanya jemaah yang tinggal di daerah Syisyah. Hal itu dilakukan mereka karena jarak ke hotel lebih dekat jika dibandingkan dengan jarak ke tenda di Mina. 

"Soalnya dekat jaraknya. Tinggal lewat terowong, sudah sampai deh tempat lempar jumrah," kata jamaah kloter JKS-22, Saniba (60), saat ditemui di sekitar kantor Daker Makkah, Selasa (13/9). 

Saniba yang ditempatkan di Hotel Khulafaa 2 (Pemondokan 603) di wilayah Syisyah ini mengaku jarak pemondokannya dengan tempat lempar jumrah hanya 500 meter. Sementara, jarak tendanya di wilayah Mina Jadid ke lokasi lempar jumrah sekitar 4 kilometeran. 

"Kalau nginap di tenda, itu jaraknya empat kiloan. Kalau harus bolak-balik tenda-tempat jumrah, itu capai sekali," katanya. 

"Mendingan balik ke pemondokan, jaraknya dekat hanya 500an meter," tambahnya. 

Ani Khairani (JKG-31) yang juga tinggald di 603 punya alasan lain. Dia memilih kembali ke hotel karena ada beberapa jamaah tua yang butuh kenyamanan. "Di kelompok kami, ada jamaah yang usianya 50 sampai 70 tahun," kata Ani. 

"Kita dorong mereka pakai kursi roda kembali ke pemondokan karena tempatnya lebih nyaman daripada istirahat di tenda," tambahnya. 

Berbeda lagi dengan alasan Ageng Ciptono (49) yang tinggal di Hotel Rehal Mina (pemondokan 604) yang juga berada di wilayah Syisyah. Menurutnya, tidur di kamar hotel lebih nyaman daripada tidur di tenda. 

Sementara, jemaah kloter LOP 02, Muhammad Akhyat (46), memilih kembali ke pemondokan 601 (Hotel Nazrah) karena mandinya tidak perlu antre. Muhammad pun mengaku lebih nyaman tidur di kamar hotel. "Kita butuh tidur nyaman untuk menjaga kondisi stamina kita," kata Muhammad yang ditempatkan di tenda Mina Jadid di Maktab-09. 

"Karena, ibadah haji ini membutuhkan stamina fisik yang bagus," imbuhnya. 

Para jemaah yang memilih kembali ke pemondokan ini rela tidak kebagian jatah makan. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi telah menyediakan katering, makan tiga kali sehari, selama jemaah berada di Mina. 

Usai fase Arafah dan Muzdalifah, jemaah haji Indonesia bersama jutaan jemaah haji lainnya kini menjalani fase menginap (mabit) di Mina. Selain mabit, jemaah juga melakukan lontar jumrah di Jamarat. Proses ini akan berlangsung sampai tanggal 14 September bagi yang mengambil nafar awal (keluar dari Mina pada 12 Hijriyah sebelum terbenam matahari) dan sampai 15 September bagi yang mengambil nafar tsani.(p/ab)